Jumat, 26 November 2010

Menyelaraskan Bisnis Sampingan dengan Bisnis Utama

Menambah penghasilan di luar pekerjaan resmi memang sah-sah saja. Tapi, ada beberapa etiket yang mesti dipatuhi. Apa saja etiketnya? Apa keuntungan mempunyai bisnis sampingan? Enny Ratnawati A.
BISNIS atau pekerjaan sampingan (side job) mungkin bukan istilah baru lagi. Bisnis sampingan, yaitu bisnis yang dilakukan seseorang di luar pekerjaan utama atau formal. Dulu, banyak orang malu-malu mengatakan bisnis sampingan yang ditekuninya kepada orang lain. Alasannya takut dianggap tidak profesional.

Namun, sekarang, zaman telah berubah. Orang pun sepertinya tidak malu-malu lagi mengatakan bisnis sampingan yang dilakoninya kepada orang lain. Bisa jadi, hal itu akibat biaya kebutuhan hidup yang semakin meningkat, meski banyak juga yang menekuni bisnis sampingan karena maksud lain. 

Tujuan orang menekuni bisnis sampingan memang bermacam-macam. Ada yang menekuni bisnis sampingan karena tuntutan kebutuhan ekonomi. Ada pula yang menekuni bisnis sampingan sekadar menyalurkan hobinya sekaligus mencari dunia baru di luar pekerjaan yang ditekuninya saat ini. 

Apa pun tujuannya, setiap orang boleh memiliki bisnis sampingan sepanjang tidak melanggar etiket berbisnis dan profesionalisme. Tapi, yang harus diingat, pekerjaan utama tetap dikedepankan. Jangan sampai karena asyik menggeluti bisnis sampingan, pekerjaan utama terbengkalai.

Roy Sembel, pengamat financial planner, mengemukakan, meskipun labelnya hanya �pekerjaan sampingan�, pekerjaan tersebut harus dijalankan dengan sepenuh hati. Roy menyarankan, orang yang memiliki pekerjaan atau bisnis sampingan sebaiknya memiliki kemampuan membagi waktu dengan baik. Dengan begitu, pekerjaan utama tidak terbengkalai, dan bisnis sampingan berjalan mulus.

Roy menambahkan, ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi sebelum seseorang memutuskan menekuni pekerjaan sampingan. Satu, pekerjaan utama harus sudah mapan. �Pastikan pekerjaan utama sudah mapan. Jadi, Anda punya waktu untuk berkonsentrasi dengan side job,� ujarnya.

Dua, sebisa mungkin memanfaatkan kompetensi dari pekerjaan utama. Dengan demikian, pekerjaan sampingan tidak perlu dimulai dari nol. Kompetensi ini bisa dikatakan modal awal dari bisnis sampingan yang akan ditekuni. Modal awal yang lain bisa dengan memanfaatkan jaringan (networking) yang ada. Ini akan menentukan berhasil tidaknya pekerjaan sampingan ke depannya.

Bisnis sampingan terkadang bisa berubah menjadi bisnis utama. Wanda Hamidah, presenter, model, dan juga mantan aktivis Partai Amanat Nasional (PAN) contohnya. Semula, restoran Jepang yang ia miliki saat ini hanyalah sebagai bisnis sampingan. Tapi, sekarang, bisnisnya itu malah menjadi bisnis utamanya. Menurut Wanda, suaminya yang merintis usahanya itu. �Saya sendiri nggak punya background bisnis. Dan, alhamdulillah suami saya men-support saya untuk menjadi pengusaha,� cetusnya. 

Orang menjadikan bisnis sampingannya sebagai bisnis utama bisa karena bosan dengan profesi utamanya. Wanda, misalnya, mengaku sudah jarang menjalankan profesi utamanya, yaitu dunia hiburan (entertain). Kini, ia lebih banyak berkonsentrasi di bisnis barunya tersebut.

Punya pekerjaan sampingan memang hak setiap orang. Apa pun latar belakangnya. Benny Nainggolan, mantan Deputy Director Business Services Asuransi Bintang, misalnya, mengaku mempunyai perusahaan pengelola (manajemen) artis sebagai usaha sampingannya. Perusahaan sampingannya itu ia beri label ALTA Management. 

Perusahaan tersebut ia didirikan bersama beberapa temannya, beberapa tahun lalu. Ide pendirian perusahaannya itu sendiri berawal dari hobinya yang suka menyanyi. 
Benny mengaku tidak mengeluarkan kocek begitu besar untuk mendirikan perusahaannya itu. Ia juga tidak menerjuni secara langsung pekerjaan sampinganya itu. 

Tugasnya di ALTA hanya sebatas memberikan pengarahan dan strategi. Benny optimistis ALTA akan berkembang dan berprospek baik. �Hanya melihat potensi dan kesempatan,� kata Benny yang kini sudah tidak di bekerja Asuransi Bintang lagi. Ia berniat membuka usaha konsultan asuransi.

Memulai berbisnis sampingan bukan pekerjaan yang mudah. Menurut Roy Sembel, biasanya orang terpaku pada paradigma tradisional. Setelah bekerja di suatu tempat, mereka akan merasa kemampuannya hanya itu-itu saja. Padahal, belum tentu demikian. �Bisa saja pekerjaan utama yang saat ini sedang dia (seseorang) jalani tidak dapat dijalankan dengan maksimal, di side job dia bisa mengembangkan potensinya,� ujar Roy.

Masih kata Roy, bila seseorang bisa menemukan bakatnya dengan baik, potensinya bisa keluar dengan maksimal. Untuk mengetahuinya, yaitu dengan bekerja sampingan. �Perlu usaha untuk menemukan side job yang sesuai dengan bakat Anda. Kalau tidak menemukan, ya begitu-begitu saja,� ujarnya.

Hal itu pula yang dialami Gina Ardiany Karsana, karyawan perusahaan asuransi Central Asia Raya (CAR). Awalnya, posisi Gina adalah sebagai agen asuransi untuk wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia menduduki posisi tersebut sejak 1995. Karena prestasinya dinilai perusahaan bagus, akhirnya Gina diangkat menjadi duta (ambassadress) CAR sekaligus menjadi ketua harian untuk bagian pemasaran (marketing).

Keinginan untuk menerjuni bisnis sampingan bermula dari pertemuan deangan salah seorang kenalan ketika Gina sedang mengantar anaknya kesekolah. Kenalannya itu kemudian menawari Gina berbisnis. Bersama dengan kenalannya itu, Gina mendirikan sebuah taman kanak-kanak (TK) yang diberi nama Morning Star. Sayang, bisnisnya itu tidak berjalan dengan baik. 

Gina pun mengambil alih bisnisnya itu dan mencoba menanganinya sendiri. Ia mencari guru sendiri. Namun, bisnisnya belum juga berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Tenaga pengajarnya yang berasal dari Filipina keluar. Gina tidak patah semangat. Ia memutuskan untuk mencari sekolah dengan sistem waralaba (franchise). Bertemulah ia dengan High Scope Indonesia yang kemudian diseriusinya. Pekerjaan sampingannya itu kini dijadikannya sebagai pekerjaan utama. Gina menjabat sebagai managing director di High Scope Indonesia. 

Bagaimana dengan pekerjaan utamanya di asuransi? Menurut Gina, pekerjaan utamanya di asuransi masih tetap dijalankan, terutama sebagai duta di CAR. Selebihnya ia menjadi semacam konsultan asuransi dibantu seorang sekretaris. 

Kapan seseorang sebaiknya mulai meninggalkan bisnis utamanya dan beralih ke bisnis sampingan? Menurut Roy Sembel, lihat potensi bisnis sampingan. Mereka yang suka mengambil risiko, lanjut Roy, tidak masalah bila meninggalkan bisnis utama yang ditekuninya selama ini dan beralih ke bisnis sampingan. �Anda lihat potensi side job bagus, maka Anda siap pindah dari pekerjaan utama ke side job,� ujarnya.

Masih kata Roy, mereka yang menjadikan pekerjaan sampingan sebagai pekerjaan utama harus siap untuk tenggelam. Artinya, seseorang yang sudah dikenal di suatu bisnis tertentu, belum tentu dikenal di bisnisnya yang baru. Ia harus mulai melakukan bisnis barunya dari awal. Bila usaha barunya berhasil dan berkembang tentu tidak ada masalah. Yang menjadi persoalan adalah bila bisnis barunya itu gagal. �Hati-hati, nanti (bisnis) keduanya hilang,� Roy mengingatkan.

Memang tidak mudah menjalankan dua pekerjaan sekaligus. Dibutuhkan profesionalisme yang sangat tinggi. Menurut Gina, paling tidak seseorang bisa membagi waktu dengan baik kalau mau menjalankan dua pekerjaan sekaligus, walaupun pada akhirnya ada yang dikalahkan. 

Seseorang yang benar-benar profesional tentu bisa memilih pekerjaan yang akan digelutinya. Gina, misalnya, saat ini sudah tidak lagi menjabat sebagai ketua harian di CAR. �Saya hanya sebagai ambassadres,� ujar Gina. Ia kini sedang mencoba mengembangkan bisnis pendidikannya. Gina berencana menambah jenjang pendidikan untuk High Scope Jakarta Barat, yaitu tingkat sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA).

Berkat kerja kerasnya, Gina kini mendapatkan kepuasan dari pekerjaan yang digelutinya. Begitu pula dengan Benny. Menurut Benny, selain penghasilannya bertambah, hobinya sebagai penyanyi rohani juga makin realistis untuk diwujudkan kembali. Sementara, gina benar-benar bahagia dengan yang didapatnya selama ini. Gina merasa bahagia karena tanggung jawab dan amanah yang selama ini dibebankan kepadanya dapat dilaksanakan dengan baik. 

Apalagi, uang bukan segala-galanya baginya. 


Etika Berbisnis Sampingan 

ADA beberapa hal yang perlu diperhatikan seseorang yang akan atau sudah menjankan bisnis sampingan (side job). 

Satu, carilah bisnis sampingan yang tidak menimbulkan konflik kepentingan dengan perusahaan Anda. Misalnya Anda bekerja di lembaga konsultan keuangan, jangan mempunyai bisnis sampingan perusahaan konsultan keuangan juga. Sebab, boleh jadi, klien perusahaan Anda berpindah menjadi klien perusahaan Anda.

Dua, tetaplah bekerja secara profesional. Patuhi jam kerja yang ditentukan dan kerjakan tugas kantor dengan baik. Kualitas harus tetap dijaga meskipun Anda punya pekerjaan lain.

Tiga, ada baiknya berbicara dengan atasan tentang bisnis yang Anda geluti. Dukungan atasan akan mempermudah dan meringankan beban mental Anda. Bila Anda seorang atasan atau eksekutif puncak, Anda harus pandai-pandai mengatur waktu. Seharusnya melimpahkan pekerjaan sampingan ini kepada orang lain, sehingga Anda bisa fokus di bisnis utama.

Empat, bila bisnis sampingan Anda sudah makin maju dan Anda perlu berkonsentrasi penuh, tidak ada salahnya keluar dari pekerjaan utama. Hanya, Anda tetap perlu mempertimbangkan untung ruginya berbisnis di perusahaan yang baru.

Merencanakan Liburan yang Efisien

Berlibur memang bukan kebutuhan pokok seseorang. Tapi, bagi kalangan mapan, berlibur sudah menjadi agenda tahunan. Bagaimana kalangan mapan merencanakan liburannya?Kristopo 
TUBUH kita itu ibarat mesin. Jadi, perlu ada waktu untuk bersantai. Sempatkanlah barang setahun sekali berlibur bersama keluarga. Berlibur itu penting untuk memulihkan stamina dan menyegarkan pikiran. Apalagi bagi masyarakat kota besar, seperti Jakarta, yang setiap hari disibukkan dengan urusan-urusan kantor. 

Liburan bukan hanya milik orang berada. Siapa pun bisa melakukannya. Syaratnya, kita mempunyai bekal yang cukup. Bagaimanapun, liburan butuh biaya. Nah, agar saat liburan nanti, kita merasa aman dan nyaman, sejak dini, kita harus melakukan persiapan. Seperti yang dilakukan sebagian keluarga mapan. Sebelum liburan tiba, biasanya, mereka telah membuat perencanaan (planning) menyangkut tempat liburan dan biaya yang dibutuhkan. 

Karena orang-orang mapan ini umumnya sibuk dengan pekerjaan, liburan pun kebanyakan hanya dilakukan satu kali dalam setahun, yaitu ketika liburan sekolah. Bagi mereka, kualitas berlibur menjadi perhatian utama. �Liburan itu penting bagi kami. Selain untuk menyegarkan pikiran, liburan berguna juga untuk mempererat kebersamaan dengan keluarga,� kata Soeswidijono, Vice President Bank Mandiri, kepada Financial Planner (FP), medio November lalu, di Jakarta. 

Sebelum mengadakan liburan, ayah tiga anak dan satu menantu ini selalu melakukan persiapan selama enam bulan. Semua yang dibutuhkan saat liburan dipersiapkan, di antaranya, tiket pesawat dan booking kamar hotel. Booking kamar hotel bisa dilakukan dengan cara membeli voucher kamar hotel melalui biro perjalanan (travel bureau). �Merencanakan liburan selama enam bulan sebelum berangkat akan menghemat biaya liburan sampai sekitar 40%,� ujar Soes, sapaan akrabnya. 

Selama liburan dengan keluarga, Soes belum pernah memanfaatkan jasa biro perjalanan yang banyak menyediakan paket wisata di dalam negeri dan ke luar negeri. Soes mengaku lebih senang berangkat sendiri. Alasannya biar bebas menikmati liburan. 

Tempat liburan favorit Soes dan keluarga adalah Pulau Bali. �Sudah dua kali ini, saya liburan akhir tahun di Bali. Menghabiskan tahun 2006 ini pun, saya dan keluarga akan berlibur di Bali,� kata pria berfisik tinggi besar serta berkacamata ini. Soes mengatakan hanya menyisihkan kurang dari 10% penghasilannya setiap bulan untuk biaya liburan. Kekurangannya diambil dari uang bonus dan uang cuti yang didapat dari perusahaan. 

Acara liburan juga dilakukan keluarga M. Nasir Halim, Vice President Finance & Administration PT Dwisatu Mustika Bumi. Sama halnya Soes, ia juga melakukan perencanaan sebelum mengadakan liburan. Perencanaan awal yang dilakukan M. Nasir Halim adalah mendiskusikan masalah liburan pada setiap awal tahun dengan keluarga: akan liburan ke mana, bulan apa, dan berapa kira-kira biaya yang dibutuhkan. 

Setelah mendapatkan beberapa alternatif tempat liburan, lalu pria berkacamata ini survei ke beberapa biro perjalanan untuk mengetahui berapa besar biaya yang akan dikeluarkan jika pergi ke tempat yang diinginkan. Survei harga ini biasanya dilakukan dua bulan sebelum pelaksanaan liburan. M. Nasir Halim biasanya mengadakan liburan di dalam negeri dan juga luar negeri. 

�Kalau ada tambahan rezeki, biasanya, kami pergi liburan ke luar negeri. Kalau budget-nya sedikit, ya, kami liburan di dalam negari. Tapi, persentase liburannya lebih banyak di dalam negeri daripada ke luar negeri,� kata M. Nasir Halim, kepada FP melalui telepon, pertengahan November lalu, di Jakarta. Saat berlibur ke luar negeri, yaitu ke Tanah Suci, M. Nasir Halim pernah memanfaatkannya untuk ibadah umroh sambil berlibur ke Turki. 

�Niat kami sekeluarga melakukan umroh ke Tanah Suci, tapi ke Tanah Sucinya melalui Turki. Setelah melakukan umroh, kami menikmati suasana Turki. Apakah ini dapat dikatakan liburan atau tidak, saya tidak tahu. Karena, niat kami melakukan ibadah umroh,� jelas M. Nasir Halim. 

Untuk biaya liburan, M. Nasir Halim menyisihkan sekitar 30% dari penghasilan bulanannya untuk ditabung. �Sebenarnya, 30% yang saya tabung itu bukan hanya untuk tabungan liburan. Tapi, tabungan untuk apa saja yang kami anggap perlu. Jadi, dalam berlibur, kami tidak menganggarkan berapa persen yang disimpan setiap bulannya untuk biaya berlibur,� tambah M. Nasir Halim. Untuk 2007 nanti, M. Nasir Halim akan mendiskusikan dulu dengan keluarga pada Januari nanti. Ayah dua anak ini mengatakan belum tahu akan berlibur ke mana pada tahun depan. 

Tempat yang paling sering dikunjungi M. Nasir Halim dan keluarga adalah Pulau Bali. Ia memanfaatkan jasa biro perjalanan jika berlibur ke tempat yang baru dikunjungi. Sebaliknya, jika tempat liburan tersebut pernah dikunjungi, ia pun tidak menggunakan jasa biro perjalanan. 

Melly Goeslow, penyanyi dan pencipta lagu, termasuk orang yang selalu memanfaatkan biro perjalanan saat melakukan liburan. �Saya selalu menggunakan biro perjalanan saat melakukan liburan. Karena, lebih simple saja. Biro perjalanan yang saya gunakan adalah langganan dari keluarga saya,� kata Melly kepada FP, medio November lalu, di Jakarta. 

Perencanaan liburan yang dilakukan Melly disesuaikan dengan jadwal liburan sekolah anaknya. Biasanya, sekitar Juli, Melly berlibur bersama keluarga. Tempat liburannya adalah Pulau Bali dan Singapura. �Kalau lagi ada budget, kami sekeluarga liburan ke Singapura. Sedangkan, kalau budget-nya sedikit, kami liburan ke Bali. Jadi, tempat liburan kami disesuaikan dengan budget yang ada,� tutur istri Anto Hoed ini. 

Melly mengaku tidak pernah menabung atau menyisihkan uangnya untuk biaya liburan. �Saya kalau liburan mendadak saja. Tidak suka menyisihkan berapa persen dari penghasilan untuk biaya berlibur. Kalau budget-nya ada banyak, kami ke luar negeri. Kalau budget-nya sedikit, liburannya di dalam negeri,� tambah Melly. Setiap tahun, Melly mengadakan liburan bersama keluarga. 

Liburan sekolah memang merupakan waktu yang tepat bagi keluarga untuk berlibur. Charles Bonar Sirait, presenter, yang juga mantan karyawan PermataBank, termasuk yang memanfaatkan liburan sekolah untuk mengadakan liburan bersama keluarga. �Waktu liburan kami telah ditentukan oleh istri saya pada bulan Desember dan Juli. Kalau bulan Desember, saya sedang banyak kerjaan. Maka, saya akan liburan bersama keluarga di bulan Juli. Lokasi liburan bisa di dalam negeri dan luar negeri,� kata Charles kepada FP, pertengahan November lalu, di Jakarta. 

Jasa biro perjalanan masih menjadi andalan ayah dua anak ini dalam menikmati liburan. �Alasan saya menggunakan travel bureau biar tidak repot saja. Semuanya �kan sudah dijadwalkan waktunya,� ujarnya sambil tersenyum. Dalam memilih biro perjalanan, Charles tidak melihat mahalnya harga yang tawarkan jasa wisata tersebut. Yang dilihat Charles adalah reputasi dan nama baik perusahaan. Dengan reputasi dan nama baik perusahaan, diharapkan layanan yang diberikan kepada customer memuaskan. �Kalau murah tapi pelayanannya tidak memuaskan, percuma saja,� imbuhnya. 

Ada kalanya, Charles tidak menggunakan jasa biro perjalanan saat liburan, yaitu saat berlibur ke luar negari, misalnya Amerika Serikat. Kebetulan, ada saudara Charles yang tinggal di sana. Jadi, Charles bisa memanfaatkan saudaranya untuk memandu wisata. Charles mengaku menyisihkan sekitar 70% dari penghasilannya per bulan untuk biaya yang diperlukan selama satu bulan, termasuk tabungan untuk liburan. Dari 70% itu, sekitar 10%-15% disisihkan untuk biaya liburan. 

Menyisihkan dana untuk berbagai kebutuhan, termasuk untuk liburan, bisa jadi merupakan agenda penting bagi kalangan mapan seperti Charles. Menurut Herris B. Simanjuntak, pengamat perencanaan keuangan dari International Association of Registered Financial Consulting (IARFC), pola menabung bagi orang-orang mapan untuk berlibur telah lama dilakukan. Apalagi bagi orang Eropa dan Amerika. Mereka telah menabung jauh-jauh hari untuk biaya liburan. Mereka tidak hanya merencanakan biaya liburan, tapi juga tempat dan waktu liburan. Setiap awal tahun, mereka telah menentukan kapan dan di mana akan berlibur. 

Kebiasaan seperti itu ternyata juga diikuti orang-orang mapan di Indonesia. Jadi, saat mereka akan liburan tidak mengambil uang dari simpanan yang lain. �Setiap bulan, orang-orang mapan di Indonesia telah menyisihkan sebagian penghasilannya untuk berlibur,� ujar Herris kepada FP, medio November lalu, di Jakarta. Menabung untuk liburan itu penting. Dengan memiliki tabungan untuk liburan, setiap individu tidak akan dipusingkan dengan urusan biaya saat berlibur. 

Tri Djoko Santoso, pengamat perencanaan keuangan dari Financial Planner Association Indonesia (FPAI), mengatakan, agar bisa menikmati liburan dengan baik, setiap individu seharusnya memilik tabungan khusus untuk berlibur. Makin banyak tabungan untuk berlibur, makin lama atau makin jauh seseorang menikmati liburan. Sebaliknya, makin sedikit tabungan liburan, makin dekat atau singkat pula waktu liburan seseorang. 

Tri Djoko juga menyarankan sebaiknya kita efisiensi dalam merencanakan liburan. Mencari lokasi liburan dan membeli tiket pesawat bisa dilakukan melalui internet. Semua kebutuhan seseorang untuk berlibur ada di internet, kata dia. 

Apa pun caranya, yang jelas, setiap orang menginginkan liburannya berkualitas dan menyenangkan. Untuk itu, seyogianya, jauh-jauh hari, kita sudah mempersiapkan segala sesuatunya, terutama anggaran.

Belanja Pintar Saat Diskon

Meski imbas krisis ekonomi masih membekas, mal terus tumbuh di mana-mana, terutama di kota-kota besar. Kelengkapan fasilitas sering merangsang orang untuk menuntaskan hasrat berbelanjanya di mal. Bagaimana mengelola semangat belanja di mal dari sisi perencanaan keuangan? Kristopo 
DI setiap kota yang punya mal, siapa yang tak pernah ke mal? Tak mudah menjawabnya. Salah satu kebiasaan orang kota memang menyambangi mal. Bisa untuk berbelanja (shopping) atau sekadar cuci mata. Tapi, boleh jadi, banyak orang lebih terbiasa menengarai orang yang pergi ke mal untuk kepentingan berbelanja. Tak heran jika mal dianggap sebagai salah satu ikon konsumerisme.

�Wajar-wajar saja jika masyarakat menganggap konsumtif kalau belanja di mal. Karena, meningkatnya penggunaan kartu kredit di mal merupakan bagian dari sisi konsumsi. Namun, jika seseorang membeli gula, beras, vitamin, pakaian, dan buah-buahan di (toko atau pasar swalaya) ritel di mal, apakah termasuk konsumtif (juga)? Padahal, itu �kan merupakan kebutuhan dasar,� kilah Sutoto Soerjadi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI). 

Lazimnya orang berkunjung ke mal seperti menjadi alasan untuk terus membangun mal. Mal pun tumbuh di mana-mana, terutama di kota-kota besar. Melihat fenomena tersebut, krisis ekonomi seperti sudah tak berbekas di negeri ini. 

Lihat saja Jakarta, misalnya. Data yang dilansir APPBI membuktikan, baru separuh lebih tahun 2006 bergulir, Jakarta sudah memiliki 51 mal dengan area sewa 1,43 juta meter persegi dan 26 mal strata title dengan luas 978.000 meter persegi. Masih ada 12 mal dan empat mal strata title sedang dalam proses perizinan. Itu baru di Jakarta. Belum di kota-kota lain.

�Mal-mal harus berkompetisi agar tidak sepi dari tenant (penyewa) maupun pengunjung. Mal yang lebih dulu hadir harus menyesuaikan diri dengan pertumbuhan supply yang lebih cepat daripada demand,� cetus Ketua APPBI, M. Sjohirin di Jakarta, belum lama ini. 

Medan kompetisi bisa berupa kelengkapan fasilitas dan produk, kenyamanan, serta keamanan. Boleh jadi, kelengkapan fasilitas sering dijadikan alasan utama banyak orang untuk mengunjungi suatu mal. 

Alasan itu pula yang menggerakkan kaki Mona Nazaruddin, Legal Manager Radiant Utama Group, ke mal paling tidak sebulan sekali. �Saya termasuk orang yang senang belanja di mal,� akunya kepada Tofik Iskandar dari Financial Planner (FP) di Jakarta melalui telepon, belum lama ini. 

Setiap berbelanja di mal, barang-barang yang dibelinya biasanya baju, sepatu, kosmetik, dan kebutuhan rumah tangga. Untuk mempermudah barang-barang yang ingin dibelinya, dia selalu mencatat nama barang-barang tersebut. �Biasanya, barang kebutuhan rumah tangga yang selalu saya catat,� imbuh Mona, sapaan akrabnya. 

Kalau mal menggelar program diskon, Mona tak menyia-nyiakan kesempatan itu. �Apalagi kalau diskonnya gede-gede,� cetus wanita ramah ini. Tak lupa dia menambahkan, bukan hanya saat ada diskon dia membeli barang. Saat tak ada diskon pun, dia tetap membelinya kalau memang sangat membutuhkannya.

Meski terkesan senang berbelanja kebutuhan konsumtif, Mona tetap punya batasan. �Biasanya, uang yang saya belanjakan hanya 45% dari penghasilan. Itu sudah termasuk kebutuhan rutin bulanan. Sedangkan, untuk tabungan, saya sisihkan 40% dari penghasilan,� tuturnya. Artinya, Mona masih menganggap penting perencanaan keuangan untuk masa depan.

Lain Mona, lain pula Lula Kamal, bintang iklan yang juga seorang dokter. Dia bukan tipe orang yang senang belanja di mal. �Sebenarnya, saya lebih suka belanja di pasar tradisional karena bisa tawar-menawar. Itulah seninya belanja. Sedangkan, belanja di mal �kan tidak ada tawar-menawar,� akunya kepada FP di Jakarta, medio September lalu. 

Selain itu, tambah Lula, sapaan akrabnya, �Saya bukan tipe orang yang suka belanja. Saya bukan tipe orang yang kalau lihat barang langsung beli. Saya juga bukan tipe orang yang saat ada diskon langsung beli.�

Meski masuk kelompok selebritas, dalam hal belanja, Lula selalu mengutamakan barang-barang kebutuhan pokok. �Walaupun saya ke mal, tetapi tidak memiliki rencana untuk membeli barang, ya saya tidak beli. Meskipun ada barang yang �lucu�, saya tidak akan beli barang tersebut. Saya akan membeli barang-barang kebutuhan pokok saja,� tegasnya.

Bagaimana dengan pakaian? Sebagai presenter atau master of ceremony (MC), bukankan Anda butuh banyak pakaian? �Saya belum tentu beli pakaian setiap sebulan sekali. Karena, baju yang saya beli tergantung dari acara (sebagai MC) yang saya ikuti. Bahkan, biasanya, baju yang saya gunakan sebagai MC telah disediakan panitia. Jadi, saya tidak perlu beli baju lagi,� jawabnya. Kalau bulan ini tidak perlu membeli baju, tambahnya, dia tidak akan membelinya.

Kebiasaan Lula membelanjakan uangnya terutama pada kebutuhan yang paling penting nyaris sama dengan Diane, begitu dia biasa disapa, lebih berani membeli laptop untuk menunjang pekerjaannya ketimbang membeli pakaian, misalnya. �Bagi sebagian orang, laptop itu �kan harganya mahal. Tetapi, kalau fiturnya lengkap dan menunjang karier saya, kenapa tidak saya beli,� cetusnya kepada Tofik Iskandar dari FP di Jakarta, pertengahan September lalu. 

Sebagaimana Lula, Diane juga tipe wanita yang tidak suka shopping. �Saya suka ke mal, tapi kalau butuh saja,� ujarnya. Kalaupun ke mal, dia tak dipengaruhi ada tidaknya program diskon di mal itu. �Sedangkan, untuk shopping, mungkin, ada timing-nya,� lanjutnya. 

Memang, waktu (timing) yang tepat merupakan salah satu hal yang mesti diperhatikan ketika seseorang berbelanja di mal. Menurut Aidil Akbar Madjid, Chairman International Association of Registered Financial Consultants (IARFC), saat yang tepat itu adalah ketika ada program diskon di mal. �Diskon merupakan strategi yang bagus dalam berbelanja. Karena, dengan adanya diskon, individu akan mendapat kesempatan memiliki dua item produk,� ujarnya.

Aidil mencontohkan, jika dalam kondisi normal atawa tidak ada diskon, seseorang akan mendapat satu baju untuk uang Rp100.000. Tapi, jika sedang ada program diskon 50%, misalnya, dia akan mendapat dua pakaian untuk jumlah uang yang sama.

Hal lain yang penting diperhatikan ketika berbelanja, masih menurut Aidil, adalah membeli barang dengan alasan keutamaan fungsi dan kegunaan barang tersebut. Misalnya, kalau memang sangat butuh laptop untuk menunjang pekerjaan sehari-hari, belilah laptop. Tapi, kalau tidak, Aidil menyarankan untuk tidak membelinya. Aidil juga mengingatkan setiap individu untuk bisa menahan diri dalam berbelanja. Jangan sampai uang yang dibelanjakan di mal bukan dari gaji bulanan, melainkan hasil berutang. �Kalau hasil utang, (ini) berarti, ada biaya tambahan untuk cicilan dan bunga. Jadi, (ini) bisa mengganggu cash flow bulanan,� tambahnya. 

Menurut Aidil, setiap individu selayaknya membatasi penggunaan pendapatan bulanannya sebanyak 45% untuk kebutuhan sehari-hari; 30% untuk membayar cicilan, seperti cicilan rumah; dan minimal 25% untuk investasi. Uang investasi itulah yang nanti dapat diharapkan untuk membantu seseorang dalam keadaan darurat alias emergency. Jadi, batasan itu juga pantas diikuti ketika Anda begitu bersemangat berbelanja di mal. 

LIMA TIPS BELANJA



  1. Belanjalah saat program diskon berlangsung. Jika bulan ini belum mendapatkan kesempatan itu, jangan berkecil hati. Bulan besok masih ada. Sebab, saat ini, setiap bulan memang selalu ada program diskon di setiap mal.

  2. Belilah barang yang sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.

  3. Carilah mal yang lengkap fasilitasnya, seperti ada food court, tempat belanja, dan sarana olah raga. Sebab, mal yang lengkap dapat dijadikan tempat rekreasi bagi keluarga.

  4. Hitunglah pengeluaran setiap habis belanja. Jangan sampai pengeluaran bulan ini lebih besar ketimbang pendapatan per bulan.

  5. Jangan berbelanja dengan uang hasil berutang. Sebab, kalau seperti itu, ada biaya tambahan untuk cicilan dan bunga yang mesti ditanggung. Hal ini juga bisa mengganggu arus kas (cash flow) bulanan. KTP

Pilih Investasi Sesuai Profil Risiko Anda

Kini, beragam jenis investasi ditawarkan di pasaran. Kemampuan mengenali risiko sangat diperlukan. Jika tertarik, pelajari dulu jenis investasinya dan profil risiko Anda. 
Enny Ratnawati A. 

BERANI berinvestasi sama artinya siap menanggung segala risiko. Makin tinggi imbal hasil sebuah investasi, bisa dipastikan risikonya juga makin besar. Faktanya, tidak semua orang berani berinvestasi dan mengharapkan imbal hasil terlalu tinggi. Orang-orang seperti ini biasanya hanya butuh investasi yang mereka anggap mudah dan tentu saja aman.

Simak saja pengalaman Cahyadi, Direktur Asuransi Ekalife. Menurut Cahyadi, pilihan investasinya hanya deposito. Alasannya, investasi ke saham atau reksa dana menutut orang lebih rajin mengikuti perkembangan yang terjadi. �Saya tidak memiliki waktu untuk mengikuti perkembangan saham dan lain-lain. Jadi, (invesatasi) saya taruh di deposito,� ujarnya kepada Kristopo dari Financial Planner (FP), belum lama ini.

Deposito juga menjadi investasi pilihan Rianto Djojosugito, Vice President Director Allianz Life Indonesia. �Saya tidak punya uang banyak. Jadi, lebih suka investasi di instrumen yang aman-aman saja, seperti deposito,� tuturnya kepada Atik Darmawati dari FP, dalam sebuah acara yang diadakan Allianz, baru-baru ini. 

Krisdayanti, penyanyi kondang Indonesia, lain lagi. Krisdayanti yang juga biasa disapa KD memilih Obligasi Ritel Indonesia (ORI) sebagai salah satu lahan investasinya. Akhir Juli lalu, salah satu diva Indonesia ini mengunjungi PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) untuk mengikuti program edukasi bagi calon investor, yang digelar di ruang pelatihan BEJ, Jakarta.

Menurut Krisdayanti, program edukasi calon investor ini baru pertama kali diikutinya. Sehingga, dia merasa sangat tertarik mengikuti pelatihan tersebut. Krisdayanti kemudian meminta langsung Menteri Negara (Menneg) Pemberdayaan Perempuan, Meutia Hatta Swasono, salah satu pendukung acara itu, untuk mengedukasi para artis di lain waktu. Usai mengikuti pelatihan, Krisdayanti mengaku tertarik membeli ORI dan juga ingin berinvestasi di reksa dana.

Berbeda dengan Krisdayanti, Maylaffaza, artis pemain biola, memilih asuransi sebagai lahan investasinya. Mayla, sapaannya, kini mempunyai sebuah produk asuransi yang menggabungkan antara proteksi dan investasi. �Tidak hanya memroteksi diriku dari segi kesehatan, tapi juga dari sisi finansial. Karena, secara keuangan, kita juga perlu dilindungi,� jelasnya kepada Teguh Turisman dari FP. 

Mayla pun menceritakan ketertarikannya membeli investasi yang saat ini sedang menjadi tren, yaitu ORI. Sayang, rencananya gagal. Ceritanya, dia memutuskan membeli ORI pada H minus dua. Karena banyak peminat, bank sebagai salah satu agen penjual ORI tidak berani menerima pembeliannya. Ternyata, pada hari H, ORI masih tersedia. Namun, Mayla tidak bisa melaksanakan niatnya. �Aku keburu show. Jadi, ya, sejauh ini aku baru (investasi) di deposito. Kalau ORI ada lagi, terus terang aku ingin beli ORI,� ujarnya Selain ORI, ke depan, Mayla berencana berinvestasi di reksa dana. Karena merasa masih awam dalam hal investasi, dia tidak berani tergesa-gesa dan mengambil risiko terlalu besar. Mayla cenderung hati-hati dan benar-benar mempertimbangkan pilihan investasi dengan profil risiko (risk profile)-nya. �Kalaupun mau ambil reksa dana, aku lebih memilih reksa dana pendapatan tetap karena risikonya paling kecil,� ujarnya. Rianto juga mengaku tertarik berinvestasi di ORI. 

Tapi, dia belum paham betul terhadap sistem pembagian kupon (bunga)-nya. Mayla pun mengakui hal yang sama. Menurut Mayla, sosialisasinya kurang, sehingga orang mesti bertanya ke sana ke mari dan membandingkan data satu dengan yang lain. Pasalnya, data tentang ORI, misal di surat kabar atau media lain, memang berbeda. Hal ini menyebabkan peminat batal membeli ORI akibat tidak ketidakpahaman. 

Keputusan berinvestasi akhirnya berada di tangan setiap pribadi. Antony Jafari, pengamat financial planner dari Financial Planning Association Indonesia (FPAI), menuturkan, pemilihan jenis investasi harus disesuaikan dengan profil risiko orang yang ingin berinvestasi di sebuah instrumen investasi. Selain menyadari profil risiko diri sendiri, dia sebaiknya mempunyai pengetahuan yang baik tentang investasi tersebut. �Orang yang mengharapkan return tinggi akan memilih investasi yang berisiko tinggi,� tuturnya. 

Antony mengakui, di pasaran, banyak sekali jenis investasi dengan kelebihan masing-masing. Sebut saja reksa dana, unit link, deposito, sampai dengan ORI. Menurut Antony, beberapa waktu lalu, reksa dana sempat mengalami penurunan akibat redemption. Tapi, kini, peminatnya sudah kembali. 

Begitu pula dengan unit link. Instrumen investasi ini semakin banyak peminatnya. �Return di unit link juga mulai bagus,� tambahnya kepada Kristopo dari FP, ketika dihubungi via telpon, belum lama ini. 

Bagaimana dengan ORI? Bila dilihat dari tingkat bunganya, ORI memang memberikan penawaran yang sangat menggiurkan. Hanya dengan berinvestasi Rp5 juta, nasabah akan mendapat bunga tetap per tahunnya sebesar 12,05%. Angka ini di atas bunga Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang hanya berkisar 12% dan bunga deposito perbankan sekitar 10%-11%.

Hitungannya, dengan investasi di ORI Rp5 juta dan bunga 12,05%, tiga tahun ke depan, dana yang diperoleh Rp6.807.500. Angka ini belum termasuk potongan biaya administrasi, pajak, dan biaya lainnya. Sedangkan, jika berinvestasi di deposito dengan jangka waktu yang sama dan diasumsikan berbunga 12,05% per tahun, nasabah akan memperoleh total dana Rp6.525.531. Keuntungan berinvestasi di deposito adalah hanya dipotong pajak.

Menurut Antony, ORI merupakan alternatif investasi yang bagus. Apalagi, saat tren suku bunga menurun. �Kalau ada ORI 2, seharusnya bisa jadi alternatif investasi karena suku bunga bank cenderung turun,� ujar Anthony. Dengan investasi di ORI, nasabah akan mendapat keuntungan bunga. Selain itu, mereka memiliki peluang untuk menghasilkan keuntungan jika di tengah jalan harga obligasi tersebut naik. Misalnya, jika harga ORI di pasar mencapai 110% dan nasabah melepas ORI-nya, keuntungan yang akan diperoleh sekitar Rp500.000. Nasabah juga masih berpeluang mendapatkan penghasilan tambahan jika kupon yang diterima setiap bulan diputar atau diinvestasikan kembali.

Sementara itu, dari segi risiko, lanjut Antony, ORI masih tergolong investasi berisiko rendah. Padahal, obligasi secara keseluruhan berisiko menengah. �Obligasi risikonya menengah. ORI yang mengeluarkan negara. Jadi, risikonya rendah,� ujarnya. Secara umum, obligasi perusahaan mempunyai jangka waktu lima tahun. Bagaimana dengan saham? Investasi ini sangat cocok untuk orang yang berani mengambil risiko. Mereka biasanya memiliki dana lebih dan b erniat mengembangkan asetnya. Namun, bagi pemula, seorang pengamat pasar modal menyarankan mereka berinvestasi di saham-saham yang tergolong blue chip. Pasalnya, saham-saham ini relatif lebih stabil. Bila sudah merasa mantap, mereka bisa berinvestasi di jenis saham lain yang risikonya lebih tinggi.

Antony menambahkan, alternatif investasi lain bagi mereka yang memiliki uang lebih adalah investasi di luar negeri, seperti Hong Kong. Tak ada salahnya menanam modal, misalnya, di perusahaan komputer yang masih baru di negara lain. �Return-nya bisa bagus. Mereka (juga) bisa main ke berbagai portofolio,� tambahnya. Masa pengembalian (back period) investasi seperti ini lima hingga tujuh tahun. Dalam jangka waktu tersebut, tingkat pengembalian bisa mencapai 100%.

Lalu, apakah investasi di rumah dan tanah juga masih menguntungkan? Harus diakui, harga tanah dan rumah semakin lama, semakin meningkat. Bahkan, dalam waktu singkat, harga rumah di suatu lokasi bisa meningkat tajam. Namun, kelemahannya, rumah dan tanah tidak bisa dijual secepat mungkin alias butuh waktu. Karena itu, orang yang sangat membutuhkan uang dan ingin segera menjual rumahnya biasanya menjual dengan harga di bawah harga pasar.

Cahyadi mengaku tidak tertarik berinvestasi di rumah dan tanah. Alasannya, rumah dan tanah kurang likuid. Padahal, dia harus memiliki dana tunai (cash) untuk persediaan bila terjadi hal-hal tak terduga. �Tanah dan rumah tidak dapat dijual dengan cepat kalau kita butuh uang,� ujarnya. Sama dengan Cahyadi, Anthony juga mengakui bahwa properti merupakan jenis investasi yang dari sisi keamanan cukup tinggi, tapi dari sisi likuiditas, tidak selikuid instrumen keuangan lain, seperti saham dan obligasi.

Sebaliknya, Anthony mengemukakan, emas bisa menjadi pilihan investasi yang layak dipertimbangkan. Selain harganya cenderung meningkat dan harga jualnya lumayan tinggi, emas sangat mudah dijual dan boleh dibilang salah satu jenis investasi yang cukup likuid. Beberapa pengamat menyarankan Anda membeli emas batangan untuk berinvestasi dan bukan emas dalam bentuk perhiasan. Kenapa? Karena, harga jual emas batangan dapat dipastikan mengikuti harga emas di pasaran.

Sekali lagi, investasi merupakan pilihan. Yang pasti, kita harus hati-hati dan berpikir dengan bijak sebelum memilih instrumen investasi. Juga, jangan langsung terpengaruh promosi dan iming-iming perusahaan yang mengeluarkan produk investasi. Pelajari dengan saksama semua risiko dan keuntungan yang akan diperoleh serta sesuaikan dengan profil risiko Anda. Jangan sampai Anda terkena serangan jantung karena tidak siap menghadapi kerugian dari investasi yang Anda pilih.

Keselamatan Kerja


Tidak hanya upah besar yang mejadi tolok ukur dalam menentukan jenis pekerjaan. Keselamatan kerja adalah hal yang seharusnya juga menjadi prioritas.
Apalah artinya gaji yang besar jika keselamatan diri tergadaikan? Bukankah kita tidak akan menikmatinya jika nyawa ataukesehatan kita terancam?
Perlu Anda ketahui, dua hal terbesar yang menjadi penyebabkecelakaan kerja antara lain :
  • Perilaku yang tidak aman dan
  • Kondisi lingkungan yang tidak aman
Meski demikian, berdasarkan data dari Biro Pelatihan Tenaga Kerja, penyebab kecelakaan yang pernah terjadi hingga menyebabkankeselamatan kerja terganggu, hingga saat ini lebih diakibatkan oleh perilaku yang tidak aman dengan factor sebagai berikut:
  1. Sembrono dan tidak hati - hati
  2. Tidak mematuhi peraturan
  3. Tidak mengikuti standar prosedur kerja
  4. Tidak memakai alat pelindung diri
  5. Kondisi badan yang lemah
Persentase penyebab kecelakaan kerja yaitu 3% dikarenakan sebab yang tidak bisa dihindarkan, seperti bencana alam. Faktor lain yang mengganggu keselamatan kerja 24% disebabkan lingkungan atau peralatan yang tidak memenuhi syarat dan 73% karena perilaku yang tidak aman.
Tentu saja, cara yang paling efektif untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja adalah dengan menghindari terjadinya lima perilaku tidak aman yang telah disebutkan di atas.
Oleh karena itu, harus diambil tindakan yang tepat terhadap tenaga kerja dan perlengkapan, agar tenaga kerja memiliki konsep keselamatan dan kesehatan kerja demi mencegah terjadinya kecelakaan.
Jika demikian, pendidikan akan kesehatan dan keselamatan kerja sangat penting artinya. Tujuannya antara lain untuk melindungi kesehatan tenaga kerja, meningkatkan efisiensi kerja, mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan penyakit. Berikut berbagai arah keselamatan dan kesehatan kerja :
  1. Mengantisipasi keberadaan faktor penyebab bahaya dan melakukan pencegahan sebelumnya.
  2. Memahami jenis-jenis bahaya yang ada di tempat kerja
  3. Mengevaluasi tingkat bahaya di tempat kerja
  4. Mengendalikan terjadinya bahaya atau komplikasi.
Terkait keselamatan kerja, faktor penyebab berbahaya yang paling sering ditemukan antara lain adalah :
1. Bahaya jenis kimia: terhirup atau terjadinya kontak antara kulitdengan cairan metal, cairan non-metal, hidrokarbon dan abu, gas, uap steam, asap dan embun yang beracun.
2. Bahaya jenis fisika: lingkungan yang bertemperatur panas dan dingin, lingkungan yang beradiasi pengion dan non pengion, bising, vibrasi dan tekanan udara yang tidak normal.
3. Bahaya yang mengancam manusia dikarenakan jenis proyek:pencahayaan dan penerangan yang kurang, bahaya dari pengangkutan, dan bahaya yg ditimbulkan oleh peralatan.
Adapun cara pengendalian ancaman bahaya kesehatan kerja adalah :
1. Pengendalian teknik: mengganti prosedur kerja, menutup mengisolasi bahan berbahaya, menggunakan otomatisasi pekerjaan, menggunakan cara kerja basah dan ventilasi pergantian udara.
2. Pengendalian administrasi : mengurangi waktu pajanan, menyusun peraturan kesehatan dan keselamatan kerja, memakai alat pelindung, memasang tanda-tanda peringatan, membuat daftar data bahan-bahan yang aman, melakukan pelatihan sistem penangganan darurat.
Berdasarkan UU Perlindungan Tenaga Kerja dan Kecelakaan Kerja, pemilik usaha pada saat mulai memakai tenaga kerja, harus membantu tenaga kerjanya untuk mendaftar keikutsertaan asuransi tenaga kerja, demi menjamin keselamatan kerja.
Selain itu, setelah terjadi kecelakaan kerja, pemilik usaha wajib memberikan subsidi kecelakaan kerja. Apabila pemilik usaha tidak mendaftarkan tenaga kerjanya ikut serta asuransi tenaga kerja sesuai dengan UU Standar Ketenagakerjaan, maka pemilik usaha akan dikenakan denda.


http://www.anneahira.com/artikel-umum/keselamatan-kerja.htm

Kecerdasan Berwirausaha


Ironis, sebagian besar kelompok masyarakat kelas menengah atas dan berpendidikan tinggi ternyata tidak mampu mengkapitalisasipendapatan yang mereka peroleh secara kreatif. 
Kelompok ini tidak hanya terdiri dari para profesional, tetapi juga mencakup para pengusaha muda dan pemilik bisnis yang notabene selama ini termasuk dalam kategoriwirausaha atau entrepreneur yang sukses.
Para wirausahawan mampu memperoleh pendapatan besar, tetapi tidak mampu mengelolanya dengan baik, sehingga dengan gaya hidup yang berlebihan akhirnya mereka menjadi konsumtif dan tidak memiliki kemapanan secara finansial.
Sebagian besar dari mereka tidak melakukan investasi. Bahkan, tidak siap untuk menghadapi hari tua. Oleh karena itu, disinilah letak pentingnya kecerdasan kewirausahaan (entrepreneurial intelligence atau Entre-Q) yang menjadi bagian dari manajemen diri.
Inti pembahasannya adalah bagaimana kita dapat mengendalikan kehidupan kita, secara finansial, emosional, sosial dan spiritual, baik di masa kini maupun di masa depan. Pola pikir inilah yang sengaja dibentuk untuk membangun sikap dan perilaku entrepreneur dalam diri kita.
Dalam bahasa Inggris, Entre-Q mengandung definisi sebagai dorongan hati dan kemampuan seseorang untuk memanfaatkan kreativitas dan kekuatan pribadinya menjadi sebuah usaha atau bisnis yang bisa memberi nilai tambah bagi dirinya.
Dengan kata lain, Kecerdasan berwirausaha adalah kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluangmaupun sumber daya di sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai tambah maksimal bagi dirinya secara berkelanjutan.
Jelas, pertama kali yang harus diubah seorang wirausaha adalah paradigma. Yaitu cara pikir yang mulai berorientasi ke arah kemapanan finansial dibanding kekayaan semata. Tidak cukup sampai di sini, namun hendaknya diikuti dengan melakukan perencanaan keuangan dan investasi.
Salah satunya adalah dengan memulai dan membangun bisnis yang dapat memberikan passive income, yaitu pendapatan yang terus kita peroleh meskipun sudah tidak bekerja lagi. Inilah yang dapat menjamin hari tua.
Kecerdasan wirausaha  bukan sekadar keterampilan membangun bisnis semata. Namun, tetapi lebih dari itu adalah sebuah pola pikir dan pola tindak yang menghasilkan kreativitas dan inovasi yang bertujuan untuk senantiasa memberikan nilai tambah dari setiap sumber daya yang kita miliki.
Siapapun dapat menjadi entrepreneur yang sukses dan mencapai kemapanan finansial untuk meraih impian. Hal pertama yang harus ada dalam diri seorang wirausaha adalah keyakinan dan keberanian untuk keluar dari zona kenyamanan kita dan mulai mengubah diri melalui serangkaian kebiasaan baru.
Tidak ada hasil yang berbeda dengan mengulang hal yang sama. Harus ada keberanian untuk mengambil langkah pertama dan senantiasa fokus kepada impian kita.
Untuk mewujudkan impian menjadi wirausaha sukses, berikut sepuluh kebiasaan yang perlu kita lakukan, yaitu:
  • Temukan tujuan Anda dan bermimpilah setiap saat
  • Inovasi tiada henti
  • Belajar, berubah dan bertumbuh
  • Akumulasi asset Anda
  • Gunakan konsep leverage untuk membangun bisnis Anda
  • Miliki kemampuan dan kecintaan untuk mengembangkan orang-orang di sekeliling Anda
  • Bangun sistem bisnis yang efektif dan efisien
  • Bangun jaringan dan Aliansi
  • Jadilah investor yang baik
  • Beramal dan mengucap syukur

Sistem Informasi Akuntsnsi


Sistem Informasi Akuntansi (SIA) adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial dan pengambilan keputusan yang relevan bagi pihak luar perusahaan dan pihak ekstern.  
Akuntansi sendiri sebenarnya adalah sebuah Sistem Informasi.
Karakteristik SIA yang membedakannya dengan subsistem CBIS lainnya :
  • SIA melakasanakan tugas yang diperlukan
  • Berpegang pada prosedur yang relatif standar
  • Menangani data rinci
  • Berfokus historis
  • Menyediakan informasi pemecahan minimal
Fungsi penting yang dibentuk Sistem Informasi Akuntansi pada sebuah organisasi antara lain :
  • Mengumpulkan dan menyimpan data tentang aktivitas dan transaksi.
  • Memproses data menjadi into informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.
  • Melakukan kontrol secara tepat terhadap aset organisasi.
Subsistem Sistem Informasi Akuntansi memproses berbagai transaksi keuangan dan transaksi nonkeuangan yang secara langsung memengaruhi pemrosesan transaksi keuangan.
Sistem Informasi Akuntansi terdiri dari 3 subsistem:
  • Sistem pemrosesan transaksi, mendukung proses operasi bisnisharian.
  • Sistem buku besar/pelaporan keuangan, menghasilkan laporan keuangan, seperti laporan laba/rugi, neraca, arus kas, pengembalian pajak.
  • Sistem pelaporan manajemen, yang menyediakan pihak manajemen internal berbagai laporan keuangan bertujuan khusus serta informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan, seperti anggaran, laporan kinerja, serta laporan pertanggungjawaban.
Berbagai transaksi non keuangan yang tidak bisa diproses oleh Sistem Informasi Akuntansi biasa, diproses oleh Sistem Informasi Manajemen. Adapun perbedaan keduanya adalah :
  • SIA mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi keuangan
  • SIM mengumpulkan mengklasifikasikan, memproses, menganalisa dan mengkomunikasikan semua tipe informasi
Sebuah Sistem Informasi Akuntansi menambah nilai dengan cara:
  • Menyediakan informasi yang akurat dan tepat waktu sehingga dapat melakukan aktivitas utama pada value chain secara efektif dan efisien.
  • Meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya produk dan jasa yang dihasilkan
  • Meningkatkan efisiensi
  • Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan
  • Meningkatkan sharing knowledge
  • Menambah efisiensi kerja pada bagian keuangan
2 komponen Sistem Informasi Akuntansi antara lain :
  • Spesialis Informasi
  • Akuntan
Contoh Sistem Informasi Akuntansi sebagai pusat informasi perusahaan:
  • Bagian pemasaran mempertimbangkan untuk memperkenalkan jenis produk baru dalam jajaran produksi perusahaan, untuk itu bagian tersebut meminta laporan analisa perkiraan keuntunganyang dapat diperoleh dari usulan produk baru tersebut
  • Bagian SIA memproyeksikan perkiraan biaya dan perkiraan pendapatan yang berhubungan dengan produk tersebut, kemudian data yang diperoleh diproses oleh EDP. Setelah diproses hasilnya dikembalikan ke bagian SIA untuk kemudian diberikan ke bagian pemasaran.
Kedua bagian akan merundingkan hasil analisa tersebut untuk dicari keputusan yang sesuai.
Dari contoh diatas dapat ditemukan 2 aspek yang berhubungan dengan sistem bisnis modern yaitu :
  • Pentingnya komunikasi antar departemen yang mengarah untuk tercapainya suatu keputusan.
  • Peranan SIA dalam menghasilkan informasi yang dapat membantu departemen lainnya untuk mengambil keputusan.
Informasi Akuntansi yang dihasilkan oleh Sistem Informasi Akuntansi dibedakan menjadi 2, yaitu :
  • Informasi Akuntansi keuangan, berbentuk laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak extern.
  • Informasi Akuntansi Manajemen, berguna bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More